5 Januari, 21.30
Hmm..
Malam ini masih sama seperti malam kemaren. Masih gerimis dan
udara dinginnya merasuk hingga ke tulang. Dari balik selimut, ku intip
desiran angin yang melambai-lambaikan tirai jendela. Angin malam yang
menghembuskan butiran-butiran kesejukan. Kudekap selimut sangat rapat
demi rasa dingin yang mulai membekukan ujung-ujung jari.
Hoakhhhhh...
Rasa lelah tiba-tiba saja bersandar di pelupuk mata dan rasa kantuk pun mulai menyerang, mengiringi rasa nyaman dalam dekapan kehangatan selimut.
Mataku pun terpejam. Namun tiba-tiba, bayangan itu menari-nari di
pelupuk mataku. Bayangan yang sama, bayangan yang selalu hadir mengisi
malam-malamku. Bayangan yang sedaya upayaku, ingin ku enyahkan. Namun
semakin ingin ku enyahkan semakin sering ia muncul di angan, di pikiran
dan di mimpiku.
Dan di malam ini pun, seperti biasa, ia tak pernah
bosan menemaniku, menghabiskan detik demi detik malam dalam buaian
angan dan mimpi. Angan-angan gila yang selalu mencuri waktuku. Dan
mimpi-mimpi yang tak pernah mampu ku ungkapkan.
6 Januari, 21.30
Tidak ada yang istimewa dengan malam ini. Hanya hampa, dalam kesepian panjang yang tak pernah membuatku jemu. Aku sangat menyadari betapa hari-hariku selalu ditemani
bayangan-bayangan ilusi, dan aku senantiasa tersenyum bahkan sesekali
berdebar dikala fantasiku menyentuh kebahagiaan semu. Namun, dalam harap
dan do'aku, aku selalu yakin jika dunia anganku adalah dunia yang
sedang aku tuju.
Hmm..
Malam ini, seperti biasa, dia kembali datang dan menemaniku. Dia yang tidak pernah marah dan selalu membuatku tersenyum. Dia yang
tidak pernah bisa ku sentuh, namun aku selalu merasakan kehangatannya.
Dialah yang selalu membakar semangatku untuk terus berusaha menemukan
dirinya, dirinya yang akan membuatku membenci kesepian ini.
Ah.. Aku sangat memuji kesabaranku, kesabaranku untuk selalu tersenyum saat dia hadir dan menemani malam-malam sepiku.
No comments:
Post a Comment