Puisi - Masjid Itu

Dia yang lengang..
Hanya suara hembusan angin yang mendesau..
Sesekali memetik kristal mewah yang tergantung di tengah langit-langitnya yang megah..
Kristal-kristal itu pun bergemericing..
Bunyinya bagaikan rintihan kepiluan yang menyayat kalbu..
Debu dan dedaunan kering melengkapi deritanya..
Dia yang kembali sepi..
Seperti tak pernah disinggahi..
Dia cemas, berharap masih ada yang peduli..
Dan melatunkan ayat-ayat suci,
yang senyap..
Seiring gema takbir yang berlalu di pagi itu..
Dia yang akan tetap bertahan, menanti cinta orang-orang alim..
Dan menunggu waktu membawakan Ramadhan kembali untuknya..
Meski hingar bingar, huru hara dan hura-hura meningkahi setiap panggilan sucinya..


29 Juli 2014

No comments:

Post a Comment