Saat
kita menyadari bahwa kita lebih BERUNTUNG dari orang lain, dan saat
kita sadar bahwa diri kita PANTAS mendapatkan yang LEBIH BAIK, saat
itulah kita akan merasa IKHLAS menerima keadaan dan apapun yang
terjadi.
PUISI, PUISI CINTA, PUISI RINDU, PUISI CERIA, PUISI INDAH, PUISI HATI DAN PUISIKU
KATA MUTIARA, KATA-KATA BIJAK, KATA-KATA INDAH DAN KATA-KATA BAGUS
PANTUN, PANTUN CERIA, PANTUN CINTA, PANTUN RINDU, PANTUN JENAKA, PANTUN ANAK DAN PANTUN SEMANGAT
CERITA, CERPEN, KISAH NYATA DAN CATATAN
RESEP MASAKAN, RESEP MASAKAN PADANG, RESEP RENDANG, RESEP KUE KERING, RESEP BOLU/CAKE DAN RESEP JAJANAN/KULINER
LIRIK LAGU DAN ARTIKEL
Oh, Ternyata..
Bayangan
hitam itu menyembul dari balik remang-remang kabut malam. Aku
tergagu. Kerongkonganku kering. Aku tak mampu berteriak. Badan pun
terasa kaku dan sama sekali susah digerakkan. Sekuat tenaga aku
bangkit. Aku tepuk-tepuk kakiku yang benar-benar kaku. Aku tarik
kakiku dengan kedua tangan yang terasa sangat lemas. Dadaku mulai
sesak. Aku mulai kalut.
Bayangan hitam itu mendekat perlahan. Dingin menyapu tengkukku. Bulu kudukku merinding namun kakiku masih saja kaku. Dan..aku sama sekali tak bisa berteriak.Dia semakin dekat..semakin dekat. Semakin dekat.
Ahhh..akhirnya ku mampu berdiri dan mulai menyeret kakiku untuk menjauh tapi bayangan itu semakin dekat.
Sekuat tenaga ku ayun langkah. Ah, terasa sangat berat. Aku mulai terseok. Nafasku semakin tersengal. Aku berteriak minta tolong tp suaraku sama sekali tak bisa ku keluarkan.
Kupejamkan mata dan terus menyeret langkah yang sangat beraat.
Hah..hah..hah..nafasku terasa seakan berhenti. Jantungku berdegup kencang dan keringat dingin mulai membasahi seluruh tubuhku yang kaku. Bayangan itu terus mendekat dan semakin dekat.
Hah...
Tiba-tiba aku merasa sangat ringan dan seakan seperti terbang. Aku berlari dengan kaki yang seakan melayang. Aku berlari sekencang yang aku bisa. Nafasku memburu. Namun rasa dingin kembali terasa ditengkukku. Aku makin merinding. Ternyata..bayangan itu masih mengikutiku. Dia hanya beberapa centimeter di belakangku. Dan dia mengulurkan kedua tangan hitamnya. Aku kembali berlari namun tubuhku kembali kaku. Aaaakh..tangan hitam itu semakin dekat. Semakin dekat ke wajahku. Sekuat tenaga kuayun langkah namun kaku.
Aaaakh...nafasku tersengal.. Memburu..aku terdiam membeku..
Dia terus mendekat..semakin dekat dan...
Bayangan dingin itu memelukku erat sampai aku susah bernafas....aaaakh...hah...hah...hah...
Bayangan hitam itu mendekat perlahan. Dingin menyapu tengkukku. Bulu kudukku merinding namun kakiku masih saja kaku. Dan..aku sama sekali tak bisa berteriak.Dia semakin dekat..semakin dekat. Semakin dekat.
Ahhh..akhirnya ku mampu berdiri dan mulai menyeret kakiku untuk menjauh tapi bayangan itu semakin dekat.
Sekuat tenaga ku ayun langkah. Ah, terasa sangat berat. Aku mulai terseok. Nafasku semakin tersengal. Aku berteriak minta tolong tp suaraku sama sekali tak bisa ku keluarkan.
Kupejamkan mata dan terus menyeret langkah yang sangat beraat.
Hah..hah..hah..nafasku terasa seakan berhenti. Jantungku berdegup kencang dan keringat dingin mulai membasahi seluruh tubuhku yang kaku. Bayangan itu terus mendekat dan semakin dekat.
Hah...
Tiba-tiba aku merasa sangat ringan dan seakan seperti terbang. Aku berlari dengan kaki yang seakan melayang. Aku berlari sekencang yang aku bisa. Nafasku memburu. Namun rasa dingin kembali terasa ditengkukku. Aku makin merinding. Ternyata..bayangan itu masih mengikutiku. Dia hanya beberapa centimeter di belakangku. Dan dia mengulurkan kedua tangan hitamnya. Aku kembali berlari namun tubuhku kembali kaku. Aaaakh..tangan hitam itu semakin dekat. Semakin dekat ke wajahku. Sekuat tenaga kuayun langkah namun kaku.
Aaaakh...nafasku tersengal.. Memburu..aku terdiam membeku..
Dia terus mendekat..semakin dekat dan...
Bayangan dingin itu memelukku erat sampai aku susah bernafas....aaaakh...hah...hah...hah...
oh..ternyata mimpi...
9 Mei 2013
Puisi - Dalam Bimbangmu
bukan ku tak mau bersekongkol dengan hati..
untuk bermain dalam kesempatan dan celah..
tapi ku tau hatimu gamang..
pikirmu bimbang..
menetapkan kepastian yang tersemat keraguan..
inginmu merangkul mimpi namun takut kehilangan angan di genggaman..
tangan terayun namun kaki enggan melangkah..
perasaanmu erat namun terbelenggu logika..
ku tau kau meragu..
menatapku yang masih misteri bagimu..
19 Mei 2014
untuk bermain dalam kesempatan dan celah..
tapi ku tau hatimu gamang..
pikirmu bimbang..
menetapkan kepastian yang tersemat keraguan..
inginmu merangkul mimpi namun takut kehilangan angan di genggaman..
tangan terayun namun kaki enggan melangkah..
perasaanmu erat namun terbelenggu logika..
ku tau kau meragu..
menatapku yang masih misteri bagimu..
19 Mei 2014
Puisi - Terkenang
pagi yang sangat cerah..
sayup-sayup gema takbir membelai daun telinga..
suaranya yang terdengar sayup sampai seperti senandung syahdu yang mendayu..
sesaat diri terhanyut, dibawa arus waktu yang bergerak mundur..hingga terdampar di tepian kenangan masa bocah..
dengan riang sumringah, mereka berlompatan..
sebentar berbondong, berjabatan tangan dan saling pamer pakaian baru..
berebutan beli mie instan yang dimakan tanpa diseduh..
mereka tertawa bahagia tanpa beban..
cerianya secerah hari itu..sedamai hari itu..dalam gema takbir yang bersahut-sahutan..
hmm..satu senyuman terukir untuk masa kecil yang penuh keceriaan..
15 Mei 2014
sayup-sayup gema takbir membelai daun telinga..
suaranya yang terdengar sayup sampai seperti senandung syahdu yang mendayu..
sesaat diri terhanyut, dibawa arus waktu yang bergerak mundur..hingga terdampar di tepian kenangan masa bocah..
dengan riang sumringah, mereka berlompatan..
sebentar berbondong, berjabatan tangan dan saling pamer pakaian baru..
berebutan beli mie instan yang dimakan tanpa diseduh..
mereka tertawa bahagia tanpa beban..
cerianya secerah hari itu..sedamai hari itu..dalam gema takbir yang bersahut-sahutan..
hmm..satu senyuman terukir untuk masa kecil yang penuh keceriaan..
15 Mei 2014
Puisi - Aku Tak Pernah Ingin
aku tak pernah ingin meninggalkanmu..
membiarkanmu dalam sepi.. sendiri..
dan membiarkanmu membenci waktumu yang tak kunjung berlalu..
aku tak pernah ingin memupuskan anganmu tentangku..
menyiksamu dalam dera rindu dan hampa..
dan terbiar merana..
aku tak pernah ingin menghilang dari sapa senyummu..
mengabaikan pergulatan hatimu demi dekat denganku..
dan membenamkan harapanmu..
aku ingin kau tau..
betapa besar harapku untukmu..
meski waktuku masih tak terbagi..
10 Mei 2014
membiarkanmu dalam sepi.. sendiri..
dan membiarkanmu membenci waktumu yang tak kunjung berlalu..
aku tak pernah ingin memupuskan anganmu tentangku..
menyiksamu dalam dera rindu dan hampa..
dan terbiar merana..
aku tak pernah ingin menghilang dari sapa senyummu..
mengabaikan pergulatan hatimu demi dekat denganku..
dan membenamkan harapanmu..
aku ingin kau tau..
betapa besar harapku untukmu..
meski waktuku masih tak terbagi..
10 Mei 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)