Pada Facebook 5 Juli 2013

Mendung menggantung sore itu. Sabak pun melingkupi hiruk pikuk dan keriuhan pasar tradisional kala itu, seiring rona senja yang mulai kelihatan membayang di ufuk.
Seorang bapak paruh baya menuntun sepeda bututnya di antara puluhan pembeli yang berlalu lalang hilir mudik. Di sebelahnya, seorang ibu yang berpenampilan sangat sederhana, menggandeng tangannya dengan mesra. Mereka berjalan pelan sambil berbisik-bisik dan sesekali tersenyum, kemudian celingak-celinguk memperhatikan dagangan yang digelar para pedagang di lapak-lapak seadanya. Sepertinya mereka sedang mendiskusikan apa yang akan mereka beli. Jika dilihat dari kemesraannya, barangkali mereka adalah sepasang suami istri. Sepasang suami istri yang kelihatannya sangat bahagia meski sederhana dan bersahaja.



Matahari tak lagi memperlihatkan kegarangannya sore itu karena ditutupi tirai awan kelabu. perlahan, satu persatu pengunjung pasar mulai memacu kendaraan mereka meninggalkan pasar yang semakin riuh.
Pun demikian juga dengan sepasang suami istri itu.
Bapak itu meminta istrinya yang menenteng sekantong kecil belanjaan, untuk naik ke boncengan sepedanya. Ibu itu mengganguk dan tersenyum. Sebelun mengayuh sepedanya bapak itu berpesan kepada istrinya agar berpegangan dengan erat. Sepeda butut itu pun berlalu di antara deru kendaraan yang saling berkejaran.

Kebahagiaan adalah milik semua orang, tak mesti berpenampilan wah dan berkendaraan mewah, karena bahagia itu milik orang-orang yang ikhlas dan bersyukur.

No comments:

Post a Comment